BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Nifas
1. Pengertian Nifas
Nifas (puerperium) adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali (Ibrahim,1996).selain itu menurut Reeder (1997),nifas adalah masa antara setelah berakhinya persalinan sampai kembalinya organ reproduksi atau kondisi seperti sebelum hamil.Bobak dan Jensen (2000),juga mendefinisikan periode post partum (puerperium) adalah jangka waktu 6 minggu ,yang dimulai setelah kelahiran bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi sebelum hamil.
2. Pembagian masa nifas
Menurut Mochtar (1995),masa nifas dibagi dalam tiga periode :
a. Puerperium dini
Pueperium dini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.sekarang tidak dianggap perla lagi menahan ibu post partum terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah persalinan.
Sulaiman (1983),mengatakan bahwa ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya dalam 24 -48 jam post partum.keuntungan dari puerperium dini adalah ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat,baal usus dan Bandung kemih lebih baik,ibu dapat segera relajar merawat bayinya.
b. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia externa dan interna yang lamanya 6-8 minggu.alat genetalia tersebut meliputi uterus,bekas inplantasi placenta,luka jalan lahir,serviks,endometrium dan ligamen-ligamen.(Mochtar,1995)
c. Remote puerperium
Mochtar (1995),mengatakan bahwa Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau melahirkan mempunyai komplikasi.waktu sehat sempurna bisa berminggu-minggu,bulanan dan tahunan.
3.Etiologi
a. Kehamilan
b. Melahirkan bayi
c. Persalinan
4.Manifestasi Klinis
Pada masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun aksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-perubahan alat genetalia secara keseluruhan disebut involusi.
Menurut Sulaiman (1983),involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi
lebih kecil dimana sitoplasma yang berlebihan dibuang.Involusi disebabkan oleh proses autolisis yaitu zat protein yang terdapat pada dinding rahim dipecah,diabsorbsi dan kemudian dibuang bersama air kencing.
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi karena adanya Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
a. Involusi uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Involusi TFU Berat Uterus Diameter Bekas Melekat Plasenta Keadaan Cervix
Setelah plasenta lahir Sepusat 1000gr 12,5 Lembek
1 minggu Pertengahan pusat dan simpisis 500gr 7,5 Dapat dilalui 2 jari
2 minggu Tak teraba 350gr 5 Dapat dimasuki 1 jari
6 minggu Sebesar hamil 2 minggu 50gr 2,5
8 minggu Normal 30gr
Sumber : rustam mochtar,1998
b. Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman S, 1983l: 121 )
c. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
d. lokia
Taufik (2006),membagi lokia menjadi empat jenis yaitu : a) lokia rubra ; darah yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar,jeringan sisa-sisa placenta,dinding rahim,lemak bayi,lanugo dan mekonium.lamanya masa lokia rubra ini biasanya sekitar seminggu. b) lokia sanguelenta ; darah yang keluar berwarna merah dan berlendir.dari lokia rubra ke sanguelenta lamanya sekitar 1-2 minggu. c) lokia serosa ; 2 minggu berikutnya cairan yang keluar berwarna kekuningan.kandungannya Semarang berupa jeringan serosa atau sisa-sisa pengaruh hormon dan lainnya. d) lokia alba ; cairan yang keluar sudah berwarna putih biasa dan bening.ini normal dan tandanya sudah memasuki tahap pemulihan.Lokia dapat dikaji melalui pembalut yang digunakan ibu pada masa nifas.pengkajian lokia pada pembalut dikatakan jumlah berlebihan jira pembalut penuh dalam satu jam.jumlah lokia dikatakan cukup bila noda pada pembalut kurang dari 6 inci,dikatakan tipis atau sedikit bila noda pada pembalut kurang dari 4 inci,dan dikatakan Sangay kurang bila noda pada pembalut kurang dari 1 inci (Reeder,1997)
e. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan kecil setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Mochtar,1995).
f. Endometrium
Perubahan yang terdapat pada endometrium adalah timbulnya trombosis,degenerasi dan nekrosis ditempat inplantasi plasenta.pada hari pertana masa nifas,endometrium yang 2,5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin.setelah hari ketiga,permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel yang mengalami degenerasi.sebagian besar endometrium terlepas.regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memaka waktu 2 hingga 3 minggu (Prawirohardjo,1994).
g. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis merenggang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi rertofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.Prawirohardjo (1994),mengatakan ligamen dan diafragma pelviks yang meregang sewaktu melahirkan,setelah janin lahir berangsur-angsur ciut dan pulih kembali seperti sedia kala.tidak jarang ligamen rotundung menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh kebelakang.untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat-alat genetalia tersebut juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu atau senam nifas.
h. Hemokonsentrasi
Menurut Taufik (2006),selama hamil darah ibu relatif lebih encer karena cairan darah ibu banyak,sementara sel darahnya berkurang.Bila di periksa kadar hemoglobinnya akan tampak sedikit penurunan dari angka normal,sebesar 11-12 gr%.Kalau hemoglobinnya terlalu rendah maka bisa terjadi anemia atau kekurangan darah.Oleh karena itu,selama hamil ibu perlu diberi obat-obatan sehingga sel-sel darahnya bertambah dan konsentrasi darah atau hemoglobinnya normal,tidak terlalu rendah.Setelah melahirkan,sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula.Darah kembali mengental dimana kadar perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal.
i. Laktasi
Kelenjar mammae telah dipersiapkan semenjak kehamilan. Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke-2 atau 3 pasca persalinan. Pada hari pertama keluar kolostrum, cairan kuning yang lebih kental daripada air susu, mengandung banyak protein albumin, globulin dan benda-benda kolostrum. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan membalut kedua mammae hingga tertekan atau memberikan bromokriptin hingga hormon laktogenik tertekan. Kesulitan yang dapat terjadi selama masa laktasi ialah : 1)Puting rata.Sejak hamil, ibu dapat menarik-narik puting susu,ibu harus tetap menyusui agar puting selalu sering tertarik.2) Puting lecet.Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara yang tidak benar dan infeksi monila. Penatalaksaan dengan melakukan teknik menyusui yang benar, puting harus kering saat menyusui, puting diberi lanolin, monilia diterapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet.
3) Bila lecetnya luas, menyusui ditunda 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan
atau dipompa.4). Payudara bengkak.Payudara bengkak disebabkan pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Pentalaksanaan dengan menyusui lebih sering, kompres hangat, ASI dikeluarkan dengan pompa dan pemberian analgesik.5).Mastitis.Payudara tampak edema, kemerahan, dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat / dingin, pemberian antibiotik dan analgesik, menyusui tidak dihentikan.6)Abses payudara.Penatalaksanaan yaitu ASI dipompa, abses diinsisi, diberikan antibiotik dan analgesik.7) Bayi tidak suka menyusui.Keadaan ini dapat disebabkan pancaran ASI terlalu kuat sehingga mulut bayi terlalu penuh, bingung puting pada bayi yang menyusui diselang-seling dengan susu botol, puting rata dan terlalu kecil atau bayi mengantuk.Pancaran ASI terlalu kuat diatasi dengan menyusui lebih sering, memijat payudara sebelum menyusui dan menyusui dengan posisi terlentang dan bayi
ditaruh diatas payudara.Pada bayi dengan bingung puting, hindari pemakaian dot botol dan gunakan sendok atau pipet untuk memberikan pengganti ASI.Pada bayi mengantuk yang sudah waktunya diberikan ASI, usahakan agar bayi terbangun.
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui) sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu : a) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli, dan jaringan lemak bertambah,b) Keluaran cairan air susu dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih susu,c) Setelah persalinan, pengaruh sekresi estrogen dan progesteron hilang maka timbul poengaruh hormon loktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu pengaruh oksitoksin menyebabkan mioepitel kelenjar air susu berkontraksi sehingga air susu keluar.
4. Tahapan dalam masa nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 tahap :
1. Immediate post partum : masa setelah post pertum sampai 24 jam setelah melahirkan
2. Early post partum : masa setelah hari pertama post partum sampai dengan minggu pertama post partum.
3. Late post partum : masa setelah minggu pertama post partum sampai dengan minggu ke V post partum.
5. Komplikasi
Taufik (2006),mengatakan bahwa masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa resiko yang mungkin terjadi pada masa itu,antara lain :
a. Anemia
Resiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak,apalagi bila sudah sejak masa kehamilan terjadi kekurangan darah.Di masa nifas,anemia bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi.Ini karena darah tidak cukup memberikan oksigen ke rahim.
b. Eklamsi dan preeklamsi
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) . (Wirjoatmodjo, 1994: 49). Eklamsi merupakan kasus akut, pada penderita dengan
gambaran klinik pre eklamsi yang disertai dengan kejang dan koma yang
timbul pada ante, intra dan post partum.(Angsar MD, 1995:41)
c. Perdarahan post partum
Perdarahaqn ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan,terutama dua jam pertama.Makanya selama dua jam pertama setelah bersalin,ibu belum boleh keluar dari kamar bersalin dan masih dalam pengawasan.Yang diperhatikan adalah tinggi rahim,ada perdarahan atau tidak,lalu tekanan darah dan nadinya.Kalau terjadi perdarahan,maka tinggi rahim akan bertambah naik,tekanan darah menurun,da denyut nadi ibu menjadi cepat.
Adanya perdarahan yang terjadi tidak terlihat karena darah mengumpul di rahim,jadi begitu keluar akan keluar cukup deras.ini sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian.
d. Depresi masa nifas
Regina (2001), Secara umum sebagaian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah melahirkan. bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara.Untuk mengatasinya,ibu dianjurkan untuk tidur cukup,tidak dibebani banyak pikiran misalnya karena ASI tidak keluar,banyak bergerak dan beraktivitas seperti senam nifas,jalan pagi,menyapu rumah.Sehingga proses sirkulasi darah menjadi baik.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sloane dan Bennedict (1997), depresi postpartum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan, mungkin seorang ibu baru akan merasa benar – benar tidak berdaya dan merasa serba kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan keluarganya, tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.
Depresi pascalahir dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain yang lebih berat atau lebih ringan. (Wilkinson, 1995).
e. Infeksi masa nifas
Pada saat nifas,adanya darah yang keluar sebetulnya merupakan proses pembersihan rahim dari sel-sel sisa jaringan,darah,leukosit dan lainnya.Oleh sebab itu,pada masa nifas ibu belum boleh melakukan hubungan seksual.alasannya,kotoran yang seharusnya keluar dari rahim ibu akan kembali terbawa kedalam dan akhirnya menimbulkan infeksi.Kuman juga bisa menempel di ekor sperma yang larinnya cepat.Selain itu,selama masa nifas dinding rahim belum begitu kuat.juga mulut rahim belum menutup sempurna saat sebelum melahirkan.
Jika infeksi terjadi,ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya berbau busuk.Selain itu rahim bisa menjadi lembek da tidak berkontraksi sehingga bisa terjadi perdarahan.Meski infeksi ini jarang berakibat fatal tapi bila terjadi komplikasi dapat menyebabkan kematian.
6.PATOFISIOLOGI
7.PEMERIKSAAN PENUNJANG
8.PENATALAKSANAAN
Terima Kasih atas Kunjungan nya di blog ku yang sederhana ini.. Kritik dan Saran dari Guys sekalian, sangat di harapkan.. :)
Selamat Datang di Ady_Dech Blogger
gi masih dalam pembangunan nich
Kamis, 16 Desember 2010
KARYA TULIS ILMIAH PERSALINAN POST PARTUM / NIFAS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar