Suatu hari seorang ayah dari keluarga yang makmur mengajak anak lelakinya pada suatu daerah untuk memperlihatkan padanya bagaimana kehidupan masyrakat miskin Mereka menghabiskan beberapa waktu dan malam dipertenakaan untuk merasakan kehidupan keluaraga miskin Dalam perjalanan pulang, sang ayah bertanya pada anak lelakinya Bagaimana perjalanannya? Ini menyenangkan, Ayah. Apakah akmu bisa melihat kehidupan orang miskin?
Tanya sang Ayah. Oh Ya, jawab anak lelaki. Jadi, katakan padaku, apa yang kamu pelajari dari perjalanan ini? Tanya sang Ayah.
Jawab sang anak: Aku melihat bahwa kita punya 1 ekor anjing dan mereka punya 4 ekor anjing. Kita punya kolam renang yang menjangkau taman kita dan mereka punya teluk yang tak berujung…..
Kita punya lampu taman buatan luar negeri dan mereka punya bintang dilangit malam.
Teras belakang kita menjangkau pekarangan dan mereka punya seluruh alam semesta.
Kita punya sejengkal tanah untuk hidup dan mereka punya ladang luas untuk hidup selamanya
Kita punyak banyak pembantu yang melayani kita, tapi mereka saling melayani. Kita selalu membeli makan, tapi mereka meyediakan sendiri. Kita punya dinding-dinding untuk melindungi harta benda kita; Mereka punya teman untuk melindungi mereka
Sang Ayah hanya terdiam terpaku..
Lalu sang anak menambahkan, Terimakasih Ayah untuk menunjukkan seberapa miskinnya kita.
Bukankah ini hal yang indah untuk direnungkan? Membuat kamu menyadari apa yang akan terjadi jika kita bersyukur atas apa yang kita miliki, dibanding hanya mengkhawatirkan apa yang tidak kita miliki. Bersyukurlah atas segala sesuatu yang kamu miliki! Satu hal lagi yang bisa kita renungi.. cara pandang yang berbeda dalam meyikapi suatu hal, bisa berdampak beda pula.
courtesy : anonymous.
Pass this webblog address http://herisugiarto.blogsome.com to your friends and acquaintances and help them refresh their perspective and appreciation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar